Sunderland vs Arsenal: Antara Mimpi Indah dan Realita

Liputan6.com, Jakarta Sunderland tengah menikmati masa bulan madunya di Premier League. Klub berjuluk The Black Cats itu baru saja kembali ke kasta tertinggi setelah menjuarai playoff promosi musim lalu, dan kini mengejutkan banyak pihak dengan duduk di posisi keempat klasemen setelah sepuluh laga. Tak ada yang menyangka skenario ini akan terjadi pada Mei lalu, ketika mereka baru merayakan kepulangan ke Premier League.

Di bawah asuhan Regis Le Bris, Sunderland tampil berani dan terorganisir. Pelatih asal Prancis itu berhasil memadukan para pemain baru dengan gaya bermain agresif yang mulai menjadi ciri khas timnya. Granit Xhaka, sang mantan kapten Arsenal, menjadi figur penting di ruang ganti. Gol penyeimbangnya ke gawang Everton pada pekan sebelumnya memastikan satu poin berharga yang membawa Sunderland merangkak naik ke empat besar.

Kini, ujian berat menanti. Arsenal, sang pemuncak klasemen yang sedang on fire, akan bertandang ke Stadium of Light pada Minggu (9/11/2025) dini hari pukul 00.30 WIB. Laga ini bisa menjadi penentu apakah Sunderland hanya sensasi sementara, atau benar-benar siap bersaing di papan atas.

Mikel Arteta punya alasan kuat untuk percaya diri jelang laga ini. Arsenal belum kebobolan sejak September, sebuah catatan luar biasa yang menggambarkan betapa tangguhnya lini pertahanan mereka. Tidak hanya solid di belakang, The Gunners juga berbahaya dari situasi bola mati—terbukti ketika mereka membuka skor lewat skema set-piece dalam kemenangan atas Burnley pekan lalu.

Kekuatan Arsenal juga terlihat di Eropa. Dalam laga tengah pekan Liga Champions, Slavia Praha menjadi korban berikutnya dari keganasan mereka. Tim asal London Utara itu semakin menunjukkan konsistensi sebagai kandidat utama juara musim ini. Mereka tak terkalahkan dalam 12 pertemuan terakhir melawan Sunderland dan tentu ingin memperpanjang rekor tersebut.

Bagi Xhaka, laga ini punya arti lebih dari sekadar tiga poin. Setelah bertahun-tahun menjadi bagian dari Arsenal, kini ia memimpin Sunderland menghadapi klub lamanya. Sebuah kemenangan akan terasa manis, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk seluruh pendukung The Black Cats yang mulai berani bermimpi tentang hal-hal besar di masa depan.

Pertemuan antara Sunderland dan Arsenal bukan sekadar bentrokan dua tim dengan performa kontras, tetapi juga pertemuan dua cerita. Di satu sisi, ada klub mapan dengan ambisi juara. Di sisi lain, ada tim yang baru menapaki kembali panggung besar, tapi sudah menolak tunduk pada prediksi.

Hasil laga ini mungkin tidak mengubah banyak hal bagi Arsenal, yang tengah melaju mantap di puncak klasemen. Akan tetapi, bagi Sunderland, satu poin saja bisa berarti pengakuan bahwa mereka pantas berada di sini. Stadium of Light siap menjadi saksi, apakah mimpi indah The Black Cats berlanjut, atau justru realita keras Premier League kembali menyapa.