Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 20 tahun berkarier, kemampuan akting Acha Septriasa tak perlu diragukan lagi. Terbaru, ia membintangi film Air Mata Mualaf karya sineas Indra Gunawan yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis (27/11/2025).
Acha Septriasa punya ritual khusus menjelang syuting yakni mempelajari naskah film last minutes. Ini mirip mahasiswa jelang ujian akhir semester yang menerapkan SKS alias sistem kebut semalam. Mendekati hari H, baru melahap semua materi ujian.
“Aku suka sesuatu yang adrenaline rush. Aku suka belajar last minutes, kayak sistem kebut semalam. Skrip itu aku sudah dapat kayak draft terakhir 15 hari sebelumnya. Cuma aku bisa belajar mengebut delapan hari sebelum syuting,” kata Acha Septriasa.
Saat ngebut lalu bisa menyelesaikan, itu memberi kepuasan tersendiri di hati bintang film Heart dan 99 Cahaya di Langit Eropa. Kebiasaan ini menjalar ke hal-hal lain. Salah satunya, mengantar anak berangkat sekolah.
Film 'Penyalin Cahaya' berhasil merebut 12 Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2021. Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini bakal tayang 13 Januari 2022 di Netflix.
Tanpa Aku Sadari
Dalam wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan6.com di Gedung KLY Jakarta Pusat, baru-baru ini, Acha Septriasa mencontohkan, anak masuk sekolah jam 9 pagi. Jam 7 alarm berbunyi namun tidak terlalu digubris.
“Tanpa aku sadari, itu aku aplikasikan di hal-hal yang lain, kayak Bridgia harus sampai sekolah jam 9 pagi. Aku mengurus semuanya sendiri dari memandikan, menyiapkan sarapan dan seragamnya, cuci piring, dan lain-lain,” akunya.
Macet Pagi-Pagi
“Untuk ke sekolah, macet pagi-pagi, jam 9 mesti sampai sekolah. Aku jam 7.30 baru gerabak-gerubuk. Ketika anakku masuk mobil jam 8.20 lalu berangkat melewati jalan-jalan kecil itu aku senang banget. Setiap hari achievement aku begitu,” ujar Acha Septriasa.
Sama halnya dengan skrip film. Acha Septriasa enggak akan menggali naskah dan penokohan jika draft-nya belum final. Saat dikirimi naskah yang belum final via email, ia membaca sekilas untuk mendapat gambaran soal tokoh dan konflik.
Dari Sudut Pandang Aku
Berkaca pada pengalaman, kadang kualitas naskah draft empat (misalnya) tak lebih baik dari draft 2 dan seterusnya. Begitu draft final mendarat, barulah Acha Septriasa “berpatroli” halaman demi halaman untuk menggali dengan detail karakternya.
“Dari sudut pandang aku, aku enggak akan menggali skrip yang belum mencapai draft final. Draft 1 dan 2 masuk ke email saya hanya mengamati dan membaca sekilas sampai scene 20-an,” beri tahu Acha Septriasa.
Dalam Air Mata Mualaf, Acha Septriasa beradu akting dengan Achmad Megantara, Dewi Irawan, Yama Carlos, Rizky Hanggono, dan Budi Ros. Ia menyebut Air Mata Mualaf sebagai drama keluarga bertema universal.
.png)
1 week ago
10
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435234/original/080740600_1765012433-Screenshot_2025-12-06_160318.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435247/original/007916500_1765013738-James_Cameron_0.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435217/original/057652900_1765012204-Screenshot_2025-12-06_145909.png)


















