Liputan6.com, Jakarta - Joko Anwar kembali menarik perhatian publik lewat keterlibatannya dalam Legenda Kelam Malin Kundang, tapi dalam proyek ini ia tak duduk di kursi sutradara, melainkan produser.
Adapun sosok yang ditunjuk sebagai sutradara adalah dua sineas muda, Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, yang sekaligus menjadi langkah baru bagi Come and See Pictures. Ia menjelaskan bahwa proyek ketiga ini memiliki pendekatan yang berbeda dibanding dua film sebelumnya, Siksa Kubur dan Pengepungan di Bukit Duri, yang dikenal dengan skala besar dan jumlah karakter yang lebih banyak.
“Yang baru dari film Legenda Kelam Malin Kundang sebagai project ketiga dari Come and See Pictures adalah, kalau teman-teman inget film pertama kita Siksa Kubur, Pengepungan di Bukit Duri. Dua duanya itu relatif besar, film yang karakternya banyak story,” ucap Joko Anwar dalam press screening dan press conference yang dihelat di Jakarta, Senin (17/11/2025).
Joko menambahkan bahwa Legenda Kelam Malin Kundang dirancang lebih dekat dan personal, menghadirkan tantangan baru bagi tim kreatif dalam menyajikan cerita yang lebih sederhana secara jumlah karakter namun lebih kompleks dari sisi pendalaman.
“Kalau di film Legenda Kelam Malin Kundang ini betul betul sangat intimate sekali. Sebuah film yang diceritakan lewat karakter yang tidak banyak tapi ceritanya lebih kompleks ini adalah satu challenge terbesar Rafki sama Kevin, jadi ini film yang berbeda dari film film dari kita sebelumnya dan yang mungkin segar ya lalu dilihat ke dalam skena film Indonesia secara keseluruhan," ia menambahkan.
12 tahun berkiprah sebagai sutradara, Joko Anwar terobsesi untuk membuat ulang film pengabdi setan.
Kepercayaan Penuh pada Generasi Baru
Joko Anwar menjelaskan bahwa keputusan menyerahkan Legenda Kelam Malin Kundang kepada dua sutradara muda bukan hanya strategi kreatif, tetapi juga bentuk kepercayaan penuh terhadap generasi baru pencerita. Ia menilai bahwa kisah ini membutuhkan sudut pandang yang lebih segar, sehingga Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat yang berasal dari dua generasi berbeda, Gen-Z dan milenial dipilih untuk membawa energi dan cara bercerita yang relevan bagi penonton masa kini.
“Kita kepingin banget film ini lewat point of view yang fresh, kita berbicara soal generasi makanya sebuah langkah yang bijaksana adalah untuk memberikan film ini ke pencerita yang memiliki point of view yang lebih fresh dibandingkan kita yaitu dua sutradara muda satu gen Z satu milenial yaitu Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat,”ucap Joko Anwar
Ia menegaskan bahwa setelah proyek tersebut dipercayakan kepada Kevin dan Rafki, dirinya memilih untuk tidak ikut campur secara kreatif. Joko ingin keduanya memiliki ruang penuh untuk mengekspresikan gaya bercerita mereka tanpa batasan, sehingga setiap elemen film lahir murni dari visi kreatif kedua sutradara tersebut.
“Ketika kita memberikan project ini kepada mereka, ketika film ini selesai yang perlu catet adalah kita sama-sama tidak ada campur tangan secara kreatif. Kita bekerja supaya mereka bisa bekerja secara maksimal untuk bisa mencurahkan visi kreatif mereka sepenuhnya ada di tangan mereka," tegasnya
Menyoroti Profesi Pelukis Mikro
Joko Anwar menjelaskan bahwa pilihan profesi tokoh utama sebagai pelukis mikro bukanlah keputusan yang muncul tiba-tiba, melainkan hasil pengamatan terhadap peran-peran unik yang jarang mendapat sorotan di masyarakat.
“Kalau temen-temen tadi lihat ada profesi pelukis biasa tapi ini pelukis micro, kita memang sangat suka menampilkan profesi yang jarang diberikan spotlight di masyarakat,” kata Joko Anwar.
Menurut Joko, profesi pelukis mikro yang disematkan pada karakter Alif bukan hanya elemen estetis, tetapi juga simbol dari lapisan emosional yang coba disembunyikan sang tokoh.
Ia menegaskan bahwa ekspresi seorang individu tidak selalu menggambarkan suasana hati, melainkan upaya untuk menyampaikan sesuatu yang lebih dalam.
“Dia pelukis, yes tapi dia pelukis micro, pelukis kecil. Kenapa pelukis kecil, karena ada sesuatu yang disembunyikan. Kadang-kadang kita melihat orang berekspresi juga bukan untuk menggambarkan suasana hati tapi juga untuk try to reach out menceritakan apa yang terjadi sama kita. Dan Alif di sini kita temukan profesi menarik banget pelukis micro,” urainya
Menggali Kompleksitas Manusia dalam Legenda Malin Kundang
Dalam pendekatan terbarunya, Joko Anwar mengungkapkan bahwa Legenda Kelam Malin Kundang tidak hanya mengangkat kisah rakyat, tetapi juga mengajak penonton membongkar ulang cara kita memberi label pada seseorang. Ia menekankan bahwa masyarakat kerap terburu-buru menilai tanpa memahami latar belakang atau beban yang harus dijalani individu tersebut.
“Ya mungkin itu yang kita ingin sampaikan adalah mari kita membongkar lagi cara berpikir kita dengan sangat gampang memberikan label seseorang. Label anak durhaka, label perempuan nakal karena kalau kita lihat di Legenda Kelam Malin Kundang dengan sangat gampang sebelumnya kita memberikan label kepada individu-individu tanpa kita berusaha untuk memahami apa yang terjadi kepada mereka sehingga situasi tersebut mereka harus jalani,” tuturnya.
Lebih jauh, Joko menegaskan bahwa film ini tidak menghadirkan tokoh hitam-putih. Setiap karakter dipahami sebagai manusia dengan lapisan kehidupan yang kompleks.
Proses riset yang dilakukan pun tidak hanya mencakup folklor versi Sumatera Barat, tetapi juga berbagai versi dari wilayah lain, hingga membawa tim pada pemahaman bahwa cerita Malin Kundang telah menjadi milik bangsa Indonesia secara luas.
“Di film ini tidak ada villain, tidak ada seoarang yang punya predikat baik atau jahat saja. Semua orang memiliki kehidupan yang sangat kompleks. Itu challenge yang coba untuk kita tampilkan. Tapi kita riset bukan cuma soal folklor cerita Malin Kundang yang ternyata banyak versi. Enggak cuma dari Sumatera Barat aja, termasuk dari Malaysia bahkan di pulau Kalimantan ada yang mirip dengan Malin Kundang. Jadi kita akhirnya berkesimpulan Malin Kundang ini milik bangsa Indonesia," tegasnya.
.png)
2 weeks ago
11
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435234/original/080740600_1765012433-Screenshot_2025-12-06_160318.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435247/original/007916500_1765013738-James_Cameron_0.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435217/original/057652900_1765012204-Screenshot_2025-12-06_145909.png)


















