Jakarta (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden RI bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengajak media menggencarkan peningkatan edukasi dan sosialisasi terkait dampak perubahan iklim dan aktivitas individu yang dapat berdampak tidak hanya kepada alam tapi juga manusia.
Dalam acara "Investing on Climate" di Jakarta, Jumat sore, Hashim mengingatkan perubahan iklim dan aktivitas manusia yang tidak menjaga hutan dan lingkungan bisa memiliki dampak langsung, yang menjadi faktor dalam bencana.
Dia memberikan contoh bagaimana dalam beberapa waktu lalu bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan pelepasliaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sondaica) yang sempat diamankan setelah mengalami interaksi negatif dengan manusia, karena habitatnya yang berkurang akibat kerusakan ekosistem.
Baca juga: Hashim ajak dunia usaha "phase down" energi fosil menuju EBT
"Ini perlu edukasi, perlu pendidikan, dan di sini saya lihat kontribusi dari media nasional. Ini adalah saya harapkan, bisa mendidik. Ini media cetak, media elektronik, dan juga lewat internet supaya bisa sampaikan ke masyarakat kita," kata Hashim.
Selain bencana, kata dia, dampak perubahan iklim juga terlihat dengan kenaikan permukaan air laut.
Hashim memberikan contoh bagaimana dalam kondisi kenaikan muka air laut, maka salah satu yang terdampak kehidupannya adalah masyarakat pesisir, termasuk yang berada di Jakarta Utara.
Baca juga: Wamenhut: Empat regulasi kunci integritas pasar karbon kehutanan RI
"Akibat itu kita harus membangun suatu tanggul laut raksasa," ucap Hashim Dojohadikusumo.
Dalam kesempatan tersebut Hashim juga menyoroti berbagai upaya Indonesia dalam penanganan perubahan iklim, termasuk komitmen menjaga hutan dengan berkontribusi lewat Tropical Forests Financing Facility (TFFF).
Dia juga mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam gelaran Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) yang berlangsung di Belem, Brasil, pada November lalu.
Baca juga: Belm Leader Summit, Indonesia dukung TFFF
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
.png)


















