Enzo Fernandez Akhirnya Buka Suara Soal Insiden Rasis di Masa Lalu: Titik Balik Kariernya di Chelsea

Liputan6.com, Jakarta Gelandang Chelsea, Enzo Fernandez, akhirnya angkat bicara mengenai insiden bernuansa rasis yang menyeret namanya usai keberhasilan Argentina menjuarai Copa America.

Untuk pertama kalinya, pemain berusia 24 tahun itu menjelaskan apa yang sebenarnya ia rasakan, bagaimana ia meminta maaf kepada rekan setimnya, hingga bagaimana momen kelam tersebut justru mempererat hubungan mereka di ruang ganti.

Insiden tersebut terjadi saat Fernandez terekam ikut menyanyikan chant berisi hinaan mengenai pemain keturunan Afrika di timnas Prancis. Rekaman itu segera memicu kekecewaan dari para pemain Prancis di skuad Chelsea, termasuk Wesley Fofana, Malo Gusto, Benoit Badiashile, dan Axel Disasi.

Dalam wawancaranya bersama GiveMeSport, Fernandez mengaku masa itu menjadi salah satu periode paling berat dalam hidupnya.

“Itu waktu yang sangat sulit bagi saya secara pribadi, dan saya benar-benar menderita karenanya,” ujar sang gelandang. “Apa yang terjadi tidak mencerminkan siapa saya sebenarnya.”

Fernandez menyadari betapa besar dampak ucapannya dan mengaku mengambil langkah tegas begitu insiden mencuat.

“Saya langsung menghubungi mereka. Saya bilang tidak akan melanjutkan liburan dan memutuskan kembali lebih cepat agar bisa berbicara langsung, menunjukkan siapa saya sebenarnya dan nilai-nilai yang saya pegang,” jelasnya.

Keputusan itu, kata Fernandez, menjadi titik balik hubungan mereka.“Mereka mengerti. Kini hubungan kami sangat baik. Semuanya mereda, dan suasana ruang ganti sangat harmonis.”

Setelah kejadian tersebut, Fernandez diketahui menyumbangkan dana untuk lembaga anti-diskriminasi dan menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada skuad Chelsea. Klub juga menegaskan bahwa insiden itu akan dijadikan momen “re-edukasi” bagi sang pemain.

Meski mendapat sorotan tajam, Fernandez mengungkap bahwa situasi tersebut justru mempererat hubungannya dengan rekan tim.“Ya, itu memperkuat hubungan kami,” katanya.

“Itu momen euforia usai kemenangan. Saya tidak berniat menyakiti siapa pun. Lagu itu biasa dinyanyikan di Argentina, bagian dari folklore sepak bola.”

Namun ia menegaskan bahwa hal tersebut tetap menjadi kesalahan besar.“Saya berusaha meminta maaf satu per satu dan memastikan mereka tahu saya bukan orang yang suka menghakimi atau mendiskriminasi. Mereka memahami maksud saya, dan semuanya berakhir di situ.”

Fernandez bahkan mempersingkat liburannya untuk menemui para pemain Prancis secara langsung saat Chelsea berada di Amerika Serikat untuk pramusim.

“Saya langsung terbang ke sana dan meminta maaf di hadapan mereka.”

Menariknya, mantan pelatih Chelsea, Enzo Maresca, justru memberikan dukungan luar biasa dengan menunjuk Fernandez sebagai kapten pada laga pembuka Premier League melawan Manchester City. Langkah ini disebut sang pemain sebagai tanda kepercayaan besar dari klub.

“Klub selalu menunjukkan kepercayaan pada saya. Ban kapten itu diberikan di momen yang sulit, dan itu menunjukkan betapa besar arti saya bagi klub dan rekan setim,” ujarnya.

Kini, Fernandez menjadi sosok penting di skuad Chelsea: dicintai fans, dihormati rekan setim, serta diberi peran sebagai wakil kapten di bawah Reece James.

Fernandez memastikan bahwa tak ada lagi ganjalan di antara dirinya dan para pemain Prancis di Chelsea.

“Hari ini semuanya sangat baik. Kami sering makan bersama dan berkegiatan di luar lapangan,” ungkapnya.

“Ketika kami makan malam sebagai tim atau berada di ruang ganti, semuanya normal. Tidak ada masalah. Mereka tahu siapa saya sebenarnya.”

Dengan keterbukaan dan langkah nyata yang diambil, Enzo Fernandez kini berdiri sebagai salah satu figur paling vokal dan dihormati di skuad Chelsea, sebuah perjalanan yang lahir dari kesalahan, pembelajaran, dan rekonsiliasi.

Sumber: GiveMeSport