Melalui program CSR, Heatgard melakukan pengecatan atap dan dinding luar sekolah dengan teknologi pelapis yang dirancang menghadapi cuaca ekstrem, baik terik matahari maupun hujan.(Dok. PT Adhi Cakra Utama Mulia)
DI Kabupaten Pandeglang, Banten, cuaca panas ekstrem sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal dekat pesisir.
Di SDN Mekarjaya 3 misalnya, panas terasa berkali-kali lipat lebih menyengat karena letaknya yang hanya berjarak 2–4 menit berjalan kaki dari bibir pantai dan membuat bangunan sekolah langsung terpapar oleh teriknya matahari dan uap air laut yang korosif.
Akibatnya, suasana belajar di ruang kelas sering tidak nyaman. Siswa tampak kerap menyeka keringat, mengipasi diri dengan buku, dan berusaha tetap fokus meski terpaan panas tak terhindarkan.
Kondisi tersebut menjadi perhatian serius pihak sekolah. M Aris Hidayat, Kepala SDN Mekarjaya 3, menjelaskan bahwa sebelumnya sekolah memilih menggunakan atap metal saat renovasi karena dinilai praktis dan tahan lama.
Namun, harapan itu tidak sepenuhnya terwujud. Atap metal justru menyerap panas matahari, membuat ruangan semakin gerah dan mengganggu kenyamanan belajar.
Guru SDN Mekarjaya 3, Siti Rohayati, menambahkan bahwa proses belajar mengajar menjadi kurang kondusif karena suhu ruangan yang tinggi.
Melihat tantangan tersebut, Heatgard, cat pelapis anti bocor dan penolak panas dari PT Adhi Cakra Utama Mulia, hadir menjadi solusi untuk menciptakan ruang belajar yang lebih aman dan nyaman. Melalui program CSR, Heatgard melakukan pengecatan atap dan dinding luar sekolah dengan teknologi pelapis yang dirancang menghadapi cuaca ekstrem, baik terik matahari maupun hujan.
Heatgard menggunakan Reflect dan Insulate Technology yang membuat material bangunan mampu menurunkan suhu permukaan hingga 10–20°C. Teknologi ini sekaligus membantu menghambat karat, sehingga sangat ideal untuk atap metal yang kerap terpapar kondisi cuaca pesisir.
Sebanyak 600 liter Heatgard beserta tenaga aplikator profesional disalurkan dalam program CSR ini. Seluruh proses, mulai dari survei hingga pekerjaan selesai, memakan waktu sekitar 45 hari, sementara pengecatan berlangsung intensif selama tiga hari. Hasilnya langsung terlihat signifikan, suhu permukaan luar bangunan yang semula 45,5°C turun menjadi 33,6°C, memberikan dampak nyata pada hawa ruang kelas yang menjadi lebih sejuk dan nyaman.
Dampak positif ini juga dirasakan oleh para orangtua siswa. Sana Wijaya, perwakilan wali murid, menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya. Ia menilai kehadiran Heatgard mampu menjawab masalah yang selama ini mereka hadapi akibat cuaca ekstrem pesisir.
Program CSR ini bukan sekadar memberi cat atau memperbaiki bangunan, tetapi menghadirkan perubahan nyata bagi masa depan anak-anak. Ruang kelas yang lebih sejuk bisa meningkatkan konsentrasi belajar, interaksi guru dan murid menjadi lebih nyaman, dan kualitas pendidikan dapat berkembang dengan lebih baik.
Heatgard melalui kampanye #BeatTheHeat dan #HeatgardBerbagiKenyamanan juga mengajak masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkan sekolah-sekolah yang lebih nyaman di berbagai daerah Indonesia.
Di balik program ini, PT Adhi Cakra Utama Mulia selalu berkomitmen menyediakan produk pelapis anti bocor dan kimia bangunan yang sesuai dengan kebutuhan iklim Indonesia. (Fal/E-1)
.png)
11 hours ago
2




















