KEMENTERIAN Kesehatan menyatakan tenaga kesehatan masih sangat minim di lokasi bencana Sumatera. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Sumarjaya mengatakan tenaga kesehatan seperti dokter umum sangat dibutuhkan di tengah bencana saat ini.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Sebenarnya kami lebih senang menerima, kalau model (jenis penyakit) yang ada itu lebih banyak untuk dokter umum ya. Karena tadi kan pelayanan kesehatan dasar,” kata Jaya saat ditemui kantornya, Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Desember 2025.
Meski begitu dokter spesialis tetap dibutuhkan untuk beberapa pasien dengan kondisi penyakit khusus. Selain itu, Jaya mengungkapkan ahli eloktromedis juga sangat diperlukan di situasi bencana Sumatera.
Dia menuturkan, begitu banyak alat kesehatan di pusat layanan kesehatan masyarakat dan rumah sakit yang saat ini belum terdeteksi masih bisa diselamatkan atau tidak. Saat ia berkunjung ke lokasi bencana, Jaya mengatakan banyak alat kesehatan terendam banjir dan lumpur.
“Butuh sekali kita ahli elektromedis untuk melihat, mengidentifikasi alat-alat berat yang bagus, apakah bisa difungsikan kembali atau tidak,” ujarnya.
“Karena alat-alat kesehatan ini cukup mahal ya, kalau bisa diperbaiki kenapa harus beli kan.” Dia berharap banyak ahli elektromedis yang mendapatkan informasi ini untuk menjadi sukarelawan di lokasi bencana.
Banjir dan longsor melanda 51 kabupaten-kota di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, pada Rabu pekan lalu. Sesuai dengan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis, 4 Desember 2025, korban meninggal akibat bencana Sumatera ini sebanyak 836 orang serta ratusan orang dinyatakan hilang.
Khusus di Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat korban meninggal akibat bencana di wilayah ini sebanyak 89 orang dan 109 orang masih dinyatakan hilang. Adapun jumlah pengungsi di kabupaten ini sebanyak 8.774 orang.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah, Mariati Simanulang, mengimbau agar para pengungsi yang membawa anak-anak untuk tetap rutin memeriiksa di pos komando kesehatan yang disediakan. Ia mengatakan seluruh pemeriksaan dan penanganan kesehatan itu gratis. "Jadi, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin," kata Mariati.
Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Alasan Anggota DPR Usul Pembentukan Badan Rehabilitasi Bencana Sumatera
.png)
20 hours ago
2




















