Bilal Indrajaya Bawakan Kaus Kaki Merah di Jazz Goes to Campus 2025, untuk Kenang Mendiang Ade Paloh

3 weeks ago 13
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Jazz Goes to Campus (JGTC), kembali sukses digelar tahun ini. Festival tahun ini menghadirkan lima stage dengan konsep berbeda, dari panggung ke panggung, musisi bergantian menampilkan energi dan warna musik yang beragam.

Di antara banyaknya penampilan hari itu, nama Bilal Indrajaya mencuri perhatian dengan ciri khas vokalnya yang lembut dan penampilan yang penuh makna. Ia tampil membawakan sembilan lagu selama empat puluh menit dan berhasil membuat suasana panggung terasa penuh emosi. 

“Sangat menyenangkan main ke JGTC, ini kali kesekian saya main ke sini,” ujar Bilal Indrajaya di press room, Jazz Go to Campus, Universitas Indonesia, Depok, Minggu (09/11/25)

Kehadirannya bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga bentuk penghargaan terhadap perjalanan musik dan kenangan yang ia bawa ke atas panggung.

Bilal Indrajaya Persembahkan Lagu untuk Arya Paloh

Salah satu momen paling berkesan dari penampilan Bilal di The 48th Jazz Goes to Campus adalah ketika ia membawakan lagu yang jarang dinyanyikannya di depan publik.

 “Tadi saya bawakan lagu judulnya 'Kaus Kaki Merah,' itu adalah lagu yang saya tulis sebagai tribute untuk almarhum Ade Paloh dari band Sore,” ujarnya.

Lagu tersebut ia ciptakan sebagai bentuk penghormatan bagi sosok yang punya pengaruh besar dalam hidup dan perjalanan karier musiknya.

Bilal mengenal Ade Paloh secara pribadi selama sembilan tahun. Dari hubungan itu, ia banyak belajar tentang kehidupan dan seni bermusik.

“Kalau ngomongin musik, saya tumbuh besar dari karier-karier beliau. Banyak sekali yang saya dapatkan tentang kehidupan, seputar berkarya, seputar musik. Jadi memang itu sebagai bagian terima kasih dari apa yang beliau berikan,” kata Bilal dengan nada lembut.

Dari Dunia Kantor ke Dunia Musik

Dalam perbincangan santai setelah penampilannya, Bilal membagikan sedikit cerita tentang perjalanan panjang menuju karier musiknya.

“Sebenernya seperti penikmat musik lainnya, saya tumbuh besar dengan banyak kesukaan. Saya suka dengerin musik, saya tumbuh dengan banyak musisi yang saya kenal dari kecil,” tuturnya.

Menurutnya, warna musik yang ia miliki saat ini adalah hasil refleksi dari berbagai pengaruh musik yang ia dengarkan sejak masa kecil.

Menariknya, sebelum benar-benar fokus bermusik, Bilal sempat bekerja di sebuah perusahaan sejak masa kuliah.

 “Sebenernya saya sebelum berkarier di musik pernah kerja di perusahaan dari zaman kuliah. Dari kecil yang saya suka itu simple saya suka musik dan sepak bola,” ujarnya sambil tersenyum. Meski sempat menekuni dunia kerja kantoran, musik tak pernah benar-benar hilang dari kesehariannya.

 “Dari dulu pun selagi saya bekerja di bidang lain, musik selalu ada. Di setiap hari raya, nge-band sama teman-teman, bikin lagu di kamar, pasti selalu ada musik di mana pun,” tambahnya.

Kini, Bilal bersyukur karena musik memberinya ruang untuk terus tumbuh dan belajar.

“Alhamdulillah ada jalannya untuk mencoba berkarya di musik. Mungkin sekarang masih belajar banget, masih banyak yang saya pelajari. Jadi mungkin kalau enggak di musik, ya masih di pekerjaan kantor,” ungkapnya.

Ceritanya menjadi cerminan bahwa perjalanan menuju panggung besar tidak selalu lurus, namun bisa berawal dari tempat yang sederhana.

Setlist yang Berbeda dan Inspirasi dari The Beatles

Setiap kali tampil, Bilal selalu punya tantangan tersendiri dalam menyiapkan penampilan. Ia mengatakan bahwa hal tersulit bukan membawakan lagu, tetapi menyusun urutan lagu yang akan dimainkan.

“Sebenernya yang susah bukan bawain lagunya, tapi bikin setlist-nya karena ada part di mana kita harus rolling dengan lagu-lagu lain, nentuin-nya yang susah.”

Bilal juga menambahkan bahwa ia selalu berusaha memberikan pengalaman berbeda di setiap penampilan.

“Saya berusaha untuk tidak membawakan setlist yang sama persis di setiap manggung,” lanjutnya.

Dari sekian banyak karya, Bilal memiliki beberapa lagu yang menjadi favoritnya untuk dibawakan di atas panggung. Ada "Saujana," kemudian "Darah," lalu ada "Nelangsa Pasar Turi", sama "Niscaya."

“Saya punya beberapa lagu kesayangan. Ada 'Saujana,' kemudian 'Darah' yang sangat menyenangkan dibawakan, 'Nelangsa Pasar Turi,' sama 'Niscaya.' Itu mungkin empat atau lima lagu yang pasti saya bawakan ketika manggung,” ujarnya.

Dalam momen yang sama Bilal menyebut siapa sosok pahlawan musiknya yang paling berpengaruh.

“Pahlawan saya dalam musik itu The Beatles, band terbaik di dunia. Jadi kalau ngomongin pahlawan di musik, ya The Beatles,” ujarnya mantap.

Baginya, The Beatles bukan hanya inspirasi, tapi juga contoh bahwa musik yang jujur dan sederhana bisa bertahan lintas zaman  sama seperti semangat yang ia bawa setiap kali naik ke atas panggung.

Read Entire Article