Ratusan rumah di Kampung Ciseah Mekar, RT 1 RW 11, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, terendam banjir hingga lebih dari satu meter. Banjir ini berasal dari luapan Sungai Muara Ciwidey usai hujan mengguyur kawasan itu sejak Kamis (4/12) siang.
Dewi Natalia (52), warga sekitar, mengatakan banjir mulai masuk ke permukiman sekitar pukul 17.00 WIB. Ia mengaku sudah menerima peringatan dari warga Ciwidey soal potensi luapan air.
“Dari jam 2 itu hujannya deras. Dapat info juga dari Ciwidey katanya ada longsor dan air besar. Pas dicek ke jembatan, airnya sudah tinggi,” kata Dewi saat ditemui di lokasi.
Menurut Dewi, tanggul darurat dari karung yang sebelumnya dibangun warga cukup membantu memperlambat masuknya air. Namun derasnya aliran membuat seluruh RW 11 tetap terdampak.
“Ini RW 11 hampir semuanya kena,” ujarnya.
Ketinggian air juga bervariasi. Di rumah Dewi, air hanya mencapai halaman karena posisi tanah lebih tinggi. Namun beberapa titik lain terendam cukup dalam.
“Ada yang 50 sentian. Tapi di gang belakang bisa lebih dari satu meter,” kata dia.
Dewi menyebut banjir di kawasan itu sering terjadi terutama ketika aliran dari Ciwidey meningkat drastis. Bahkan wilayah sekitar seperti Desa Cilampeni dan Kampung Bojong Salak juga terdampak karena berada pada alur sungai yang sama.
“Kalau Ciwidey jebol airnya, sini pasti kena,” ucapnya.
Ia menilai banjir kali ini lebih besar dibandingkan peristiwa 2012.
“Dulu pernah waktu 2012, tapi yang ini lebih besar,” katanya.
Ia berharap warga terdampak bisa lekas pulih dan mendapat bantuan untuk mengganti barang-barang yang rusak.
“Semoga semua yang kena bencana, yang barang-barangnya rusak, bisa tergantikan lagi. Terus sehat lah yang pertama,” ungkapnya.
Sementara itu, Rahmawati, warga lainnya, mengatakan air datang begitu cepat. Ia dan keluarganya pun belum sempat menyelamatkan barang-barang.
“Airnya cepat masuk, kirain selokan, taunya air meluap dari sungai. Tapi dalam hitungan menit, air langsung sepaha orang dewasa. Kami juga panik, nggak sempat selamatin banyak barang,” katanya.
Rahmawati mengatakan banjir kali ini merupakan yang tertinggi selama dua tahun terakhir. Ketinggian air mencapai sekitar satu meter di beberapa titik.
“Saya langsung keluar. Airnya deras sekali. Kami takut kalau nanti makin naik,” ujarnya.
Hingga malam, air belum berangsur surut. Lumpur tebal masih tampak di sebagian rumah warga.
Warga berharap pemerintah segera melakukan penanganan permanen pada area sungai untuk mencegah luapan serupa tidak lagi terjadi.
.png)
1 day ago
3




















